Jika niatmu saat ini
Ialah menyingkirkan aku
Maka tidak perlu merasa sulit,
Menyiksa diri memaksakan kebaikan itu
Karena aku cukup tahu diri
Mundur dan berjalan melawan arah darimu
Tidak perlu kau repot mendorongku perlahan
Aku terlalu ringan untuk kau usir
Dari hidupmu
Ya atau tidak?
Untuk apa?
Perasaanmu padaku.
Karena aku sudah bersiap pergi jika jawabanmu tidak.
Demam pergilah, 17 Februari 2019
1996. Bulan ke 12. Pertama. Kalau kamu tanya apa bahagiaku, maka jawabannya adalah ketika kamu, fantasiku dan alat tulis mampu mendeskripsikan segala hal melalui tulisan. [catatan : kamu bukan hanya manusia]. Stay Absurd.
Minggu, 17 Februari 2019
Rabu, 13 Februari 2019
Bagi si Empunya (5)
Bagi si empunya. Kisah ini segera berakhir, tentang si gadis yang menjadi tenang setelah bertemu si empunya, bahwasanya ia yang menunggu dan harus menerima kenyataan si empunya sudah bersanding dengan wanita lain. Lalu si gadis menghilang, di buangnya bunga itu ke tanah dan si gadis sibuk, di tempat persembunyian nya.
Bandung, 13 februari 2019
Selasa, 12 Februari 2019
Bagi si empunya (4)
Seraya memandang hujan, gadis pembawa bunga kembali memandangi bunganya. Dalam hati menerka "apakah si empunya akan datang?"
Kemudian dari kejauhan seorang lelaki menghampirinya. Berbincang sesaat. Lelaki itu kolektor bunga. "bunga mu indah sekali gadis, bolehkah aku membelinya? Akan ku ganti dengan perhatian selama sisa hidupku". Mudah sekali kolektor ini menjaminkan perhatian untuk bunga si gadis.
"aku bersungguh-sungguh gadis, berikan bunga itu untukku dan aku juga perhatianku akan menjadi milikmu" ujar kolektor dengan wajah bersungguh-sungguh.
Tapi bunga ini untuk si empunya, entah kenapa aku (masih) ingin mengantarkan ini padanya, terlepas dari sifatnya yg terlihat tidak menginginkanku (lagi).
"kuberi engkau waktu" ujar kolektor
"ya.. Karena cerita ini belum selsai"
Bandung, 13 feb 2019
Kemudian dari kejauhan seorang lelaki menghampirinya. Berbincang sesaat. Lelaki itu kolektor bunga. "bunga mu indah sekali gadis, bolehkah aku membelinya? Akan ku ganti dengan perhatian selama sisa hidupku". Mudah sekali kolektor ini menjaminkan perhatian untuk bunga si gadis.
"aku bersungguh-sungguh gadis, berikan bunga itu untukku dan aku juga perhatianku akan menjadi milikmu" ujar kolektor dengan wajah bersungguh-sungguh.
Tapi bunga ini untuk si empunya, entah kenapa aku (masih) ingin mengantarkan ini padanya, terlepas dari sifatnya yg terlihat tidak menginginkanku (lagi).
"kuberi engkau waktu" ujar kolektor
"ya.. Karena cerita ini belum selsai"
Bandung, 13 feb 2019
Minggu, 10 Februari 2019
Tolong aku
Untuk kesekian kalinya,
Beri aku tanda
Apa yang harus kulakukan berikutnya,
Dan bagaimana aku menyimpan harapku,
Tetap bersamamu?
Atau ditelan bumi dibawah langit?
Karena saat ini aku sedang ditarik oleh api
Dan kamu yg bisa menolong nya
Jadi maukah kamu menjadi penolongku?
Seperti pemadam kebakaran dengan airnya
Atau unit gawat darurat dengan alat kejut jantungnya
Kumohon.
Bandung, 10 februari 2019
Beri aku tanda
Apa yang harus kulakukan berikutnya,
Dan bagaimana aku menyimpan harapku,
Tetap bersamamu?
Atau ditelan bumi dibawah langit?
Karena saat ini aku sedang ditarik oleh api
Dan kamu yg bisa menolong nya
Jadi maukah kamu menjadi penolongku?
Seperti pemadam kebakaran dengan airnya
Atau unit gawat darurat dengan alat kejut jantungnya
Kumohon.
Bandung, 10 februari 2019
Sabtu, 09 Februari 2019
Bagi si empunya (3)
Malam ini,
Entah malam ke sekian si empunya tidak menemui gadis pembawa bunga.
Si gadis mulai menerka-nerka.
"apakah si empunya akan datang?"
Lalu kembali pertanyaan mengalir deras dalam keningnya
"perlu kah aku menunggu? Atau aku berhenti saja?"
Si gadis semakin bingung, dan si empunya tidak terlihat mengkhawatirkannya.
Kemudian ia merenung (untuk kesekian kalinya) atau kutitip saja bunga ini didepqn pintu rumahnya?
Cerita (masih) belum selesai.
Bandung, 9 februari 2019
Entah malam ke sekian si empunya tidak menemui gadis pembawa bunga.
Si gadis mulai menerka-nerka.
"apakah si empunya akan datang?"
Lalu kembali pertanyaan mengalir deras dalam keningnya
"perlu kah aku menunggu? Atau aku berhenti saja?"
Si gadis semakin bingung, dan si empunya tidak terlihat mengkhawatirkannya.
Kemudian ia merenung (untuk kesekian kalinya) atau kutitip saja bunga ini didepqn pintu rumahnya?
Cerita (masih) belum selesai.
Bandung, 9 februari 2019
Langganan:
Postingan (Atom)