Kamis, 28 November 2019

Akibat lagu pekat dan serpihan hati (edisi gegana)

Padahal seharusnya
Dan nyatanya sebentar lagi
Namun pekat ini
Ketika yang lalu
Tapi ia kembali menghantui
Benci sekali...pekatmu
Pertemuan singkat yang hanya beberapa kali itu
Mengapa membekas sekali?
Bahkan ketika hari ini
Bahkan ketika aku seharusnya sudah bahagia
Pekat itu masih saja menengahi kami
Apa maumu?
Karena setiap iseng dalam kalimatmu itu
Saat ini aku masih ingat
Mengapa apa maumu?
Pergilah.
Tidak perlu kembali
Bahkan dengan wujudmu
Bahkan mengenai pemikiranku
Tentang dirimu.

Jumat, 22 November 2019


Rangkaian kalimat diatas berkesan bagi saya untuk beberapa bulan ini
Karena semakin hari (yang mengambil jatah usia itu) kita akan terus diperkenalkan dengan orang orang yang baru, dengan karakternya dan juga keunikannya
Juga semakin perlu belajar, bahwa setiap orang dengan keunikannya tidak serta merta sama seperti apa yang kita harapkan
Lalu  hikmah atas itu apa?
Kita perlu terus belajar lebih toleransi
Walau kadang mungkin menyita emosi
Terkadang sering ingin memarahi
Tapi berbuat baik nyatanya tidak pernah menghasilkan rugi
Dan setiap hal yang terjadi sesungguhnya mendukung kita agar menjadi pribadi yang lebih baik. 
Yang kehadirannya disenangi orang lain
Yang ketidakdatangannya menyertai rindu membekas. 
Belajar menjadi seperti itu yuk? 
Kataku pada diri sendiri didepan cermin
"aamiin" 

Bandung, 22 November 2019