Dia yang tangannya belang itu,
Sebetulnya sedang menghadapi alur kejam dunia
Ia yang rambutnya mulai apek, tercampur debu itu,
Sebetulnya merasa penat lelah 5, 10 hari kedepan
Ia yang senyum tulusnya masih terpampang setiba dirumah,
Sebetulnya menahan riuh dera emosi di dadanya
Lalu mengapa ia begitu nampak kuat setiap saat?
Bagaimana tidak? Jari mungil dan tangan lentik bau bumbu yang menggenggam erat bahunya itu selalu menahan dan menopangnya setiba dirumah
Lalu, seraya memandang matanya, si tangan berbau bumbu itu berkata
Setiap kali melihatnya terpejam tenang disampingku, ingin rasanya beban yang menghimpit pikirannya itu kami bagi berdua
Lalu ia menolak, katanya
Bagaimana mungkin aku membiarkan tangan dan pikiran istriku menjadi sekasar milikku
Kemudian pemilik tangan berbau bumbu itu menjawab
Baiklah tak apa sayang… selalu ada pelangi bahkan setelah hujan badai petir seburuk apapun, kami akan selalu menemanimu
Sejurus kemudian mereka menikmati perjalanannya, dengan bebatuan didepan jalan atau angin ribut diatasnya.
Bandung, 1 maret 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar