Setengah tahun rindang bekerja di tempat baru, Rindang menjadi wanita yang seusngguhnya kehidupan keluarganya mulai berbahagia, Rindang pun begitu, lebih memikirkan penampilan ia jadi suka merias diri. Kemudian suatu kabar (entah baik atau tidak untuk rindang) datang. Matahari akan segera menikah. Rindang manahann isak, mamanya tau bahwa ia suka hujan bukan matahari. Jantungnya berdegup. Ia tidak menyangka cinta monyet itu bisa begitu kuat membuat Rindang sedih. Dalam kegalauannya, Rindang berharap segera Allah SWT hadirkan seseorang yang mampu menghibur Rindang. Ternyata bukan hujan. Ku perkenalkan lelaki yang baru. Yang perlu pembaca pahami, Rindang tidak pernah mempermainkan perasaan lelaki. Ia hanya pengagum setia. Mencintai tanpa alasan, menunggu tanpa kepastian. Lelaki ini manis, pintar dan lembut tuturnya. Akan kunamakan ia langit. Langit datang dengan pesona kesabarannya pada Rindang. Mantan pacar Rindang. Saat SMA rindang pernah berpacaran dengan langit, mereka putus karena Langit tidak ingin pacaran. Kemudian Rindang tidak mudah oercaya dengan kehadiran langit. Baginya, langit hanya ingin berteman. Namun dapat diakui, kehadiran langit membuat Rindang cukup terhibur dengan perasaannya “ditinggal nikah”.
1 semester berlalu, pada musim yang mendadak datangnya, hujan kembali hadir. Kali ini dengan aura yang berbeda, Hujan lebih baik dalam berkomunikasi, fakultas kedokteran itu membuat hujan lebih komunikatif. Aneh. Rindang bisa langsung kembali menyukai Hujan. Tidak peduli saat itu perhatiannya sedang teralih oleh langit. Matanya masih saja menyejukkan. Setiap rindang betemu hujan, ia lebih semangat dalam berkuliah. Ia ingin juga aktif sebagai mahasiswa. Betul, jaring pertemanan rindang kian melebar. Ia aktif dalam kegiatan, sebagai ketua dan penghibur organisasi.
-sebelum wisuda, masih pada tenpat bekerja Rindang yang pertama-
Pada pernikahan matahari, rindang memilih tidak datang, perasaannya masih berat. Saat itu hujan hadir. Rindang membuat story instagram, lalu hujan meresponnya dengan membalas. Seperti penghiburan, entah mengapa Rindang sebahagia itu.
Rindang izin dengan bosnya untuk tidak bekerja karena akan menghadiri wisuda. Dan tau apa berikutnya?
Rindang telah mengundang hujan ke tempat wisudanya. Bahkan ia tidak mengundang langit.
Saat itu ternyata Rindang menjadi lulusan terbaik. Ia bahagia sekali, dan bersyukur. Ditengah para wisudawan, ia berjanji dalam hati “bila hujan tidak hadir, maka penantianku 3 tahun ini biar lapur saja”. Lalu sebelum janji profesi, rindang melihat hapenya.
“Maaf aku tidak jadi datang, rindang” rindang bersedih, matanya berkaca kaca. Ia harus menepati janjinya. Kejutan bagi para lulusan terbaik adalah oenghiburnya, orangtuanya diminta kedepan di gandeng oleh rindang. Ia mama dan ayahnya menangis. Terharu, bahagia.
-kembali ke cerita tempat kerja baru rindang-
Ia menikmati harinya sebagai wanita karir. 1 tahun hampir setahun ia mulai bosan, dengan lelah bekerja dan kesepian didalam hati. Jujur dalam hatinya masih memendam hujan. Namun ia hempas begitu saja, sesuai janjinya.
Galau...
Sedih....
Sepi....
Bahagia....
Tapi rindang merasa ada yang kurang
Cepat atau lambat kesedihan ini berangsur terganti bahagia kan? Pikir rindang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar