Oktober rindang lamaran, hanya sederhana.mengundang keluarga dekat, ia berniat memberi tau hujan. Ia yakin hujan pasti sudah tau berita ini dari ibunya.
Rindang : aku akan lamaran sabtu besok
Hujan : hah?
Lamaran?
Kok? ._.
Rindang : emang belum tau?
Hujan : belum, baru tau sekarang
Rindang kaget. Ia lalu menangis. Dalam hatinya berjanji ini tangisan terakhirnya. Malam lamaran itu rindang bersiap siap, rumah sudah di dekor dengan manis menyambut keluarga langit. Rindang tau ia harus membuang apapun kenangan yg mengganggu hatinya dan keyakinannya pada langit. Malam itu rindang bahagia, terlebih ia tau hujan tidak akan datang. Lalu tiba tiba wa di hp rindang berbunyi
Hujan : shareloct lewat wa ya
Rindang terpaku.
Ternyata acara berjalan lancar walau awalnya rindang tidak bisa tenang karena gugup, acara selesai saat makan makan hujan datang. Rindang tidak kaget, tidak juga sedih. Hatinya sudah sepenuhnya luruh, dalam jabatan tangan antara rindang dan hujan.
Rindang pun telah mengikhlaskan semua perasaannya. Dalam hari lamaran itu, ada perasaan yang luruh, ada cinta yang terus dibangun untuk tumbuh.
Apa yang telah Allah gariskan tentu yang akan berakhir indah hingga kapanpun, insyaallah, Aamiin
(Bersambung dulu yaaaaaa, aku harus bersiap untuk pulang) hihihi
Jumat, 6 Maret 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar